Gunadarma Studentsite News

The Purge Anarchy

           
          Berikut dalam artikel kali ini saya akan me-review sebuah film barat yaitu, The Purge: Anarchy. The Purge: Anarchy adalah sebuah film yang signifikan. Karena Writer / Director James DeMonaco mampu menggabungkan tema yang mendasari hirarki kelas yang benar-benar sesat dalam pendahulunya. Film ini menceritakan bahwa dahulu Amerika memiliki tradisi yang disebut dengan “pembersihan”. Beberapa pembersihan untuk uang, beberapa pembersihan untuk membalas dendam, dan beberapa hanya pembersihan untuk bersenang-senang. Apapun itu salah satunya adalah untuk membersihkan agar populasi masyarakat di Amerika tidak meledak maka di adakannya pembersihan untuk mengontrol populasi masyarakat. Berbeda dengan tradisi Pembersihan yang asli, sutradara / penulis James DeMonaco memutuskan untuk membuat suatu cerita yang baik dari ide-ide direkturnya.
Cerita ini berlatar tahun 2023, disaat tingkat pengangguran dibawah 5% dan kejahatan dianggap tidak ada tetapi tetap saja setiap tahun jumlah orang yang hidup dibawah garis kemiskinan bertambah. Seperti malam ini akan dimulainya periode pembersihan tahunan selama 12 jam, dunia yang DeMonaco buat tampaknya tidak jauh dari kita sendiri seperti kita diperkenalkan ke karakter tokoh yg berbeda-beda. Ibu Eva (Carmen Ejogo) dan putrinya Cali (Zoe Jiwa) bersama dengan ayahnya yang sakit Rico (John Beasley) adalah keluarga yang bekerja keras. Eva, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran lokal dalam proyek-proyek dari Los Angeles, meminta bosnya untuk kenaikan gaji pada malam keenam pembersihan tahunan yang akan membantu karena menumpuknya tagihan medis ayahnya. Ditolak, Eva membuat jalan kembali ke rumah untuk mengunci dengan begitu rapat apartemen kecilnya dengan sarana yang sangat sedikit keamanan. Sementara itu, di sisi lain kota, Shane (Zach Gilford) dan Liz (Kiele Sanchez) mengalami masalah mereka sendiri dalam hubungan mereka, serta yang akan terjadi berikutnya yaitu pembersihan yang akan dimulai, mereka bertemu dengan sekelompok orang bertopeng yang mengikuti mereka setelah mengetahui bahwa mobil mereka akan terhenti di sisi jalan karena 'kecelakaan' masalah mekanis. Pasangan ini panik, tidak siap dan takut berpartisipasi dalam pembersihan itu, mereka mencoba untuk bertahan malam sendiri, sampai mereka untungnya menemukan mobil yang menganggur dijalan yang dimiliki oleh Sersan (Frank Grillo), seorang pria yang membenarkan malam pembersihan dengan membunuh orang yang membawa anaknya darinya.
Beberapa jam sebelum dimulainya pembersihan. orang membanjiri jalan-jalan, mencari menit terakhir 'perlindungan' dari mitra mereka, bos mereka, anggota keluarga yang tidak puas atau teman mereka dan mengucapkan selamat tinggal dengan kata-kata, "tetap aman". Mereka memperlakukan pembersihan sebagai hari libur, beberapa sebagian sebagai hari patriotik pembersihan orang lain sebagai hak politik, agama, dan lainnya. Tapi satu hal menjadi jelas, itu mengingatkan kita pada jaman edan tahun di mana orang-orang tidak tertarik pada perasaan kita atau masalah, waktu yang bisa dibandingkan dengan liburan, di mana sikap orang-orang menjadi semakin tidak jelas.
Tetapi di lain pihak masih terdapat juga anggota kelompok yang menolak adanya hari pembersihan tahunan itu, mereka menolak dengan pendiri barunya yang anarkis dan tentu saja mereka ingin adanya demokrasi.
Pembersihan menghabiskan sebagian besar populasi masyarakat orang miskin atau lebih dari itu dengan menunjukkan kebenaran menurutku kalangan orang kaya yang jelas dan sangat mengganggu ini karena dengan membeli kalangan bawah untuk merayakan pembersihan dirumahnya dengan keluarga. Masyarakat Amerika memperingati ide hari 'pembersihan' ini tidak berbeda dari ide Adolf Hitler di tahun 1930-an.


Moral yang dapat kita ambil dari film ini adalah pembersihan yang dilakukan dengan cara pembunuhan masal sangatlah tidak demokrasi.
The Purge Anarchy The Purge Anarchy Reviewed by Daniel Pandapotan Simorangkir on 9:36 AM Rating: 5

No comments:

Theme images by fpm. Powered by Blogger.