Gunadarma Studentsite News

PROPOSAL PENELITIAN MEMBUKTIKAN BAHWA ANJING ADALAH TEMAN TERBAIK MANUSIA

PROPOSAL PENELITIAN
MEMBUKTIKAN BAHWA ANJING ADALAH
TEMAN TERBAIK MANUSIA


Oleh:
Daniel Pandapotan S. (12113020)
3KA07




2015/2016
Sistem Informasi
Universitas Gunadarma


DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B.     Identifikasi Masalah..................................................................... 1-2
C.     Pembatasan Masalah....................................................................... 2
D.    Perumusan Masalah........................................................................ 2
E.     Tujuan Penelitian............................................................................ 2
F.      Kegunaan Penelitian....................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 4
            2.1 Anjing.............................................................................................. 4
            2.1.1 Definisi Anjing............................................................................. 4
            2.1.2 Sejarah dan Penelitian Anjing.................................................. 4-6
            2.2 Hubungan Anjing dengan Manusia............................................. 6-7      
            2.3 Penjelasan Anjing Teman Terbaik Manusia Secara Non-Ilmiah.. 7-8
BAB III METODELOGI PENELITIAN.......................................................... 9
A.    Waktu dan Tempat.......................................................................... 9
B.     Metode Penelitian........................................................................... 9
C.     Intrumen Penelitian....................................................................... 10
D.    Analisis Data................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
    Anjing merupakan mamalia yang telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi, mulai dari ukuran, warna bulu, serta jenis bulu. Anjing adalah binatang yang bisa menjadi teman yang baik. Sifat anjing yang senang bersahabat, bisa membuat suasana menjadi menyenangkan. Bahkan, bagi beberapa orang, mereka sudah menganggap anjing sebagai teman terbaik mereka. Sehingga muncul istilah bahwa anjing adalah teman terbaik manusia. Anjing merupakan hewan sosial sama seperti halnya manusia. Anjing yang populer sebagai hewan peliharaan saat ini adalah spesies Canis familiaris dari anggota Canidae yang dikenal memiliki kemampuan beradaptasi sangat baik dan mampu bertahan hidup di berbagai habitat. Anjing telah menjadi sahabat manusia sejak dahulu, karena saling membutuhkan. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Manusia merasa aman dan nyaman tinggal bersama anjing, kehadiran anjing membantu penjagaan rumah dan harta benda tuannya, sementara anjing memperoleh kasih sayang, makanan, dan kehangatan dari tuannya. Bahkan hubungan kedekatan antara manusia dan anjing populer melalui mitos, legenda, lukisan, atau patung sejak ratusan tahun silam. Kini anjing sudah banyak membantu tugas manusia, kepintarannya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

B.     Identifikasi Masalah
Manusia memanfaatkan anjing karena kelebihan pada penglihatan, pendengaran dan penciumannya. Anjing juga mempunyai insting yang sangat kuat, selalu siaga dan berjaga dari serangan musuh. Dari sinilah muncul sifat anjing untuk menjaga diri dan daerah teritorialnya. Berdasarkan fungsinya, anjing dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu: toy, companion dog, guard dog, hound, terrier, gundog, utility, dan working. Anjing memiliki rasa sensitif terhadap isyarat emosi dalam suara manusia, menurut sebuah studi baru dari Current Biology. Yang  menduga area otak yang bertanggung jawab untuk suara di otak anjing dan manusia berevolusi pada saat yang sama, 100 juta tahun yang lalu.


C.    Pembatasan Masalah

Ø  Meneliti anjing-anjing peliharaan manusia.
Ø  Kuesioner akan dibagikan untuk kalangan pemilik atau pemelihara anjing, hasil kuesioner akan dijadikan evaluasi untuk sistem informasi yang dibuat.


D.    Perumusan Masalah

Ø  Apakah anjing benar-benar mengerti perasaan manusia?
Ø  Apakah anjing adalah sahabt manusia?
Ø  Apakah jenis/ras yang cocok dan tepat untuk manusia yang ingin memelihara anjing?


E.     Tujuan Penelitian

Ø  Meneliti yang dirasakan anjing terhadap manusia.
Ø  Memahami kemampuan anjing yang digunakan oleh manusia.
Ø  Meneliti kecocokan ras anjing yang diinginkan pengguna dengan ras anjing yang disarankan untuk pengguna.



F.     Kegunaan Penelitian

    Anjing dikategorikan sebagai hewan yang galak, namun ia sangat terkenal setia dengan tuannya. Manfaat memelihara anjing salah satunya adalah teman sejati bagi manusia. Gonggongan dan gigi tajam anjing membuat banyak orang ketakutan. Siapa sangka orang yang beruntung tidak takut dengan anjing dan memeliharanya, dapat memperoleh manfaat dalam hidup. Mempunyai anjing membuat kehidupan manusia berubah. Jika biasanya manusia itu tidak peduli dengan sekitar, mau tidak mau manusia juga harus peduli dengan anjingnya. Banyak manfaat memelihara anjing pada kehidupan sosial manusia.




BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anjing
Dalam bagian ini akan dibahas lagi tentang pengertian anjing, hubungan anjing dengan manusia, dan penjelasan anjing benar-benar teman terbaik manusia secara non-ilmiah.

 2.1.1 Definisi Anjing
Anjing adalah mamalia yang telah mengalami domestikasidari serigala 15.000 tahun yang lalu (McGourty, Christine, 2002). Atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Ilmu pengetahuan yang mempelajari segala hal mengenai anjing dinamakan kinologi (dari bahasa Yunani kuno κυνός, baca kynόs, "anjing" dan λόγος, baca lógos, "ucapan, akal"). Anjing yang kini dijumpai disebut anjing modern atau dalam nama ilmiah Canis Familiaris. Hewan ini sudah berbeda dengan nenek moyangnya yang liar, sekarang berubah menjadi sosok binatang dengan berbagai keistimewaan pada penglihatan, pendengaran, dan penciumannya.

  2.1.2 Sejarah dan Peneilitian Anjing
Penelitian mengungkapkan sejarah domestikasi anjing yang belum begitu lama. Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing tinggi badan beberapa puluh cm seperti Chihuahua hingga Irish Wolfhound yang tingginya lebih dari satu meter. Warna rambut anjing bisa beraneka ragam, mulai dari putih sampai hitam, juga merah, abu-abu (sering disebut "biru"), dan coklat. Selain itu, anjing memiliki berbagai jenis rambut, mulai dari yang sangat pendek hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa sentimeter. Rambut anjing bisa lurus atau keriting, dan bertekstur kasar hingga lembut seperti benang wol. Berbagai teori sejarah anjing digali dan dikembangkan para peneliti untuk mengungkap asal– usulnya, termasuk menduga nenek moyang anjing adalah serigala, rubah, dan jackal. Ternyata tidak hanya ketiga hewan itu, masih ada anjing liar lain, tetapi tidak termasuk keluarga Canidae yang disebut wild cousins dog diduga merupakan nenek moyang anjing (Budiana, N.S, 2006).
          Bukti baru mengungkap anjing pertama kali didomestikasi di Asia Timur, kemungkinan di Tiongkok. Manusia pertama yang menginjakkan kaki di Amerika Utara membawa serta anjing dari Asia. Penelitian genetika telah berhasil mengidentifikasi 14 ras anjing kuno. Di antaranya, Chow Chow, Sharpei, Akita, Shiba dan Basenji merupakan ras anjing yang tertua. Teori yang mengatakan anjing berasal dari Asia mungkin bisa dipercaya karena sebagian besar dari 14 ras anjing kuno berasal dari China dan Jepang (Savolainen et. Al., 2002).
          Anjing dulunya disangka dikromatis, sehingga bisa disebut buta warna menurut standar manusia (A&E Television Networks, 1998). Tapi penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan anjing bisa melihat beberapa warna, walaupun tidak seperti yang bisa dilihat manusia. Bagi anjing, warna merupakan sinyal subliminal yang ditangkap untuk membedakan bentuk dari objek yang saling tumpang-tindih, dan bukan warna pada benda yang bisa langsung dibedakan anjing. Menurut penelitian, anjing bisa melihat berbagai nuansa warna kuning, ungu atau violet, ulta violet. Lensa mata anjing lebih datar dibandingkan dengan lensa mata manusia, sehingga anjing kurang bisa melihat secara detail dibandingkan manusia. Sebaliknya, mata anjing lebih sensitif terhadap cahaya dan gerakan dibandingkan mata manusia. Beberapa anjing ras, memiliki bidang pandangan sampai 270°. Sebagai perbandingan, manusia hanya mempunyai bidang pandangan 180°. Bidang pandangan anjing ras dengan kepala lebar dan kedua mata di depan sebenarnya hampir sama dengan manusia, hanya sekitar 180° (Alderton, David , 1984). Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah 16Hz hingga 70KHz. (Manusia hanya mendengar frekuensi 20Hz- 20 KHz). Rentang Frekuensi suara tersebut termasuk cukup bagus, namun masih kalah dari pendengaran kucing. Selain itu, anjing bisa menggerak-gerakkan daun telinga agar cepat bisa menentukan lokasi sumber suara yang sebenarnya. Lebih dari 18 otot pada daun telinga memungkinkan anjing memiringkan, memutar, menidurkan, atau menegakkan daun telinga. Anjing mampu menentukan sumber suara lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang dapat didengar manusia. Anjing dengan daun telinga berbentuk alami (tegak seperti daun telinga serigala) biasanya memiliki pendengaran yang lebih baik daripada anjing berdaun telinga jatuh seperti terdapat pada banyak spesies hasil domestikasi (Alderton, David , 1984). Untuk klasifikasi anjing menurut ukuran tubuhnya, seperti yang tertulis di stambum atau sertifikat untuk anjing ras yang diakui oleh AKSI (Asosiasi Kennel Seluruh Indonesia), ada tiga jenis ras atau trah, yaitu ras kecil, ras sedang, dan ras sedang. Adapun anjing yang termasuk kedalam ras–ras tersebut, untuk anjing yang termasuk kedalam ras kecil antara lain beagle, chihuahua, maltase, pug, pomerian, dan lain-lain. Sedangkan untuk anjing yang termasuk kedalam ras sedang antara lain american pitbull terrier, siberian husky, chow chow, dan lain–lain. Dan untuk anjing yang termasuk kedalam ras besar antara lain afghan hound, alaskan malamute, anjing gembala jerman, golden retriver, dan lain–lain.

      2.2 Hubungan Anjing dengan Manusia
            Anjing merupakan hewan sosial sama seperti halnya manusia. Kedekatan pola perilaku anjing dengan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama manusia, dan diajak bersosialiasi dengan manusia dan anjing yang lain. Anjing memiliki posisi unik dalam hubungan antarspesies. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Walaupun sudah merupakan naluri alami anjing sebagai hewan kelompok, pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan dan pengabdian anjing dan menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri. Anjing kesayangan bahkan sering diberi nama keluarga yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing menganggap manusia sebagai anggota kelompoknya. Anjing hanya sedikit membedakan kedudukan sang pemilik dengan rekan anjing yang masih satu kelompok, dan bahkan sering tidak membedakannya sama sekali. Bahkan terjadi, ketika kawanan penjahat menyerah, anjing kawanan tersebut yang sebelumnya menggonggongi para petugas ikut menyerah dengan ikut berbaring telentang di samping majikannya sambil memperlihatkan perutnya, hal ini dalam dunia anjing dianggap sebagai tanda menyerah, karena perutnya yang lunak tidak dilindungi, tetapi justru diperlihatkan.
             
            Melalui penelitian dengan mesin MRI untuk menciptakan sebuah citra otak, dicobalah pemantauan terhadap otak manusia dan anjing ketika mereka dipaparkan terhadap 200 suara manusia dan anjing yang bervariasi mulai dari suara ketika mereka menangis, ketika mereka kesal, hingga ketika mereka sedang marah dengan nada tertawa. Hasil penelitiannya cukup mengejutkan dan menjadi tidak mengherankan menjadi alasan anjing bisa jadi teman terbaik manusia. dari hasil pemindaian aktivitas otak yang dilakukan, ditemukan bahwa ternyata anjing dan manusia memiliki aktivitas yang sama ketika mereka mendengar suara-suara tersebut. Meskipun memang anjing masih lebih merespon kepada anjing lain dan manusia juga kepada manusia lain, tapi ternyata ada kesamaan antara manusia dan anjing ketika mereka mendengar suara satu dan yang lainnya, dan mungkin inilah yang digembar-gemborkan sebagai kabar kalau peneliti membuktikan, anjing benar-benar teman terbaik manusia. Hal ini paling tidak mampu memberikan pengetahuan mengenai cara anjing melihat kita dalam lingkungan tempat mereka berada.

          2.3 Penjelasan Anjing Teman Terbaik Manusia Secara Non-Ilmiah
           
            Para peneliti sudah memberikan bukti yang mungkin menjadi dasar kenapa anjing memang teman terbaik manusia, tapi ayo kita sedikit melenceng dari ilmu ilmiah dengan melihat hal-hal apa saja yang membuat anjing bisa menjadi teman yang baik bagi manusia:

            • Ingatan jangka panjang milik anjing baik.
Seekor anjing biasanya tidak akan lupa akan hubungan yang dimilikinya dengan pemiliknya. Banyak kejadian dimana seorang pemilik anjing pergi jauh dan meninggalkan anjing tersebut dalam waktu yang cukup lama, tapi ternyata ketika orang tersebut kembali bertemu si anjing, anjingnya masih mengenali orang itu.

            • Tapi ingatan jangka pendeknya buruk.
Anjing tidak akan mengingat hal-hal seperti ketika kita membuatnya marah dengan menjahili ekornya. Ini bisa menjadi sebuah keuntungan karena anjing tidak bisa menyimpan dendam karenanya.

            • Anjing bisa meniru emosi manusia.
Bila kita merasa sedih, biasanya anjing yang kita miliki juga akan mengikuti raut wajah kita dan membentuk wajah sedih ala mereka sendiri. Hal ini bisa dibilang sebagai sesuatu yang baik, jadi kita tidak perlu lagi merasa sedih sendirian.

            • Anjing akan menjaga kita.
Biasanya anjing tahu kapan ia harus melindungi pemiliknya. Entah apa yang menyebabkan hal ini, tapi ternyata anjing bisa tahu jika kondisi kita sedang buruk.




BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A.    Waktu dan Tempat

            1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Depok, Jawa Barat. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan maka penulis membatasi rung lingkup penelitian, yaitu beberapa warga daerah sekitar yang memelihara anjing, dan media social sehingga memudahkan bagi penulis.

            2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 4 bulan,mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2016.

B.     Metode Penelitian

            Pada pelaksanaan pembuatan proposal penelitian ini hingga penyusunan laporan, penulis menggunakan berbagai metode, yaitu :
1.      Metode Pengumpulan Data dan Sumber Informasi :
-          Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari teori-teori tentang anjing, dan artikel-artikel lainnya yang berhubungan dengan penelitian anjing ini.
-          Studi Lapangan
Mengadakan kuesioner secara langsung dengan orang-orang yang memelihara anjing di rumahnya.
2.      Metode Pembangunan kuesioner
-          Dengan cara mengumpulkan data-data dari berbagai macam doktrin dan pendapat orang-orang.


C.    Instrumen Penelitian

            Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu pemilik anjing campuran (X1), pemilik anjing ras (X2) bagi orang yang ingin memelihara anjing (Y) sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen, yaitu :

1. Kuesioner untuk pemilik anjing campuran.
2. Kuesioner untuk pemilik anjing ras.
3. Kuesioner untuk orang yang ingin memelihara anjing.

Untuk menyusun instrumen penelitian, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator.
2. Indikator-indikator diperoleh dari teori yang mendukung masing-masing variabel.
3. Mengadakan konsultasi dengan pembimbing untuk mendapatkan masukan, apakah indikator yang dikembangkan sudah rasional atau logis.


D.    Analisis Data

            Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif dan uji hipotesis dengan analisis korelasional. Sebelum melaksanakan analisis korelasional, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji linearitas.

            Tujuan melakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui dari masing-masing variabel bersifat normal. Sedangkan uji linearitas untuk mengetahui apakah hubungan antara varibel bersifat linear yang merupakan syarat untuk uji korelasi.




DAFTAR PUSTAKA




PROPOSAL PENELITIAN MEMBUKTIKAN BAHWA ANJING ADALAH TEMAN TERBAIK MANUSIA PROPOSAL PENELITIAN MEMBUKTIKAN BAHWA ANJING ADALAH TEMAN TERBAIK MANUSIA Reviewed by Daniel Pandapotan Simorangkir on 8:02 AM Rating: 5

No comments:

Theme images by fpm. Powered by Blogger.