Gunadarma Studentsite News

MAKALAH KELOMPOK 6

TEORI ORGANISASI UMUM 1
Arti Penting Kepemimpinan Dalam Organisasi


2KA07
Kelompok 6

Nama Kelompok:



1. Aditya Fajar Dewanto                           ( 10113233 )
2. Daniel Pandapotan S.                          ( 12113020 )
3. Erwin Rio Fadillah                                ( 12113976 )
4. Irfan S. Y.                                              ( 14113483 )
5. Panji Eko Yuniarso                              ( 16113817 )
6. Teuku Fatahillah Moeda                     ( 18113855 )






UNIVERSITAS GUNADARMA
JURUSAN SISTEM INFORMASI
DEPOK
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai evaluasi keamanan organisasi sistem informasi. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam mata kuliah Softskill Teori Organisasi Umum 1, kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini di waktu yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.







Depok, 6 Oktober 2014


DAFTAR ISI
Cover............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................... 2
1.2 Ruang Lingkup Materi............................................................... 2
BAB 2 Pembahasan
2.1   Pengertian Organisasi dan Kepemimpinan serta Kepemimpinan Staff... 3
2. Teori Kepemimpinan................................................................ 4
2. Teknik Kepemimpinan.............................................................. 6
2. Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik......................................... 8
2.5   Tipe-Tipe Kepemimpinan........................................................ 11
2.6   Klasifikasi Kepemimpinan Staff.............................................. 14
2.7   Teknik Kepemimpinan Staff.................................................... 15
2.8   Persyaratan Jabatan bagi Pimpinan Staf Pelayanan.............. 16
2.9   Persyaratan Jabatan bagi Staf Penasihat............................... 18
2.10 Contoh Kasus Dalam Kepemimpinan...................................... 21
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................... 23
3.2 Saran......................................................................................... 23
Daftar Pustaka................................................................................. 24


BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

            Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
            Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan seseorang  yang bisa memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka akan terpecah belah lah kelompok tersebut. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.
            Pemimpin adalah  figure seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah sangat sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam organisasi maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka sangat penting bagi para remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa memberikan arahan yang baik  didalam organisasi. Salah satunya memberikan pendidikan atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam organisasi.
            Dalam praktek sehari-hari, seorang diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan berkembang.


1.2    Maksud dan Tujuan

            Maksud dan tujuan kami dari tulisan makalah ini adalah agar pembaca bisa mengetahui organisasi,pemimpin, dan kepemimpinan. Mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik serta mengetahui teori yang berkaitan dengan pemimpin dalam organisasi.

1.3    Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup dalam penulisan penyusunan paper ini adalah mengenai pengertian tentang arti pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi, dan kepemimpinan bagiannya salah satunya kepemimpinan staf.
















BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Organisasi dan Kepemimpinan

Pengertian Organisasi

Definisi organisasi menurut Chester I Benhard adalah Suatu sistim kerjasama yang terkoordinasi secara sadar dan dilaksanakan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Koontz and O’Donnel adalah Pembinaan hubungan wewenang untuk mencapai koordinasi struktural, baik vertikal maupun horizontal untuk mencapai tujuan. Dan menurut Prajudi Atmosudirdjo ahli dari Indonesia adalah Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara kelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk tujuan tertentu. Asumsi dasar memahami manusia dalam organisasi setiap manusia mempunyai tujuan dalam hidupnya yang mewarnai setiap gerakan dan tindakannya, baik di luar maupun di dalam organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, manusia berperilaku dan bertindak yang cenderung serupa atau ajeg sebagai pola normatif (pattern for behaviour) atau sebagai sesuatu yang sudah membudaya (pattern of behaviour).

Pengertian Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan menurut Ordway Tead adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Sedangkan menurut Wursanto adalah kemampuan mempengaruhi orang lain atau seni mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu.





2.2    Teori Kepemimpinan


Ada beberapa teori tentang kepemimpinan antaralain yaitu :

Teori Kelebihan

Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya.
Pada dasarnya kelebihan yg harus dimiliki seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu :
1)    Kelebihan Ratio
Ialah kelebihan dalam menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakan organisasi, serta dalam mengmbil keputusan yang cepat dan tepat, Dengan kelebihan ratio seorang pemimpin diharapkan seorang pemaimpin mampu mengatasi segala macam persoalan yang dihadapi Organisasi.
2)    Kelebihan Rohaniah
Berarti seorang pemimpin harus menunjukan keluruhan budi pekertinya kepada para bawahan, seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi kerena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya, segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya.
3)    Kelebihan Badaniah
Berarti seorang pemimpin handaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkan untuk bertindak dengan cepat, Akan tetapi masalah kelebihan badaniah bukan merupakan faktor pokok atau faktor yang menentukan.

Teori Sifat

Pada dasarnya teori sifat sama dengan teori kelebihan, Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. disamping memiliki tiga macam kelebihan (ratio, rohaniah, dan badaniah), hendaknya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang positif sehingga para pengikitnya dapat menjadi pengikut yang baik dan memberikan dukungan kepada pemimpinya.
Sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya (bersifat adil, suka melindungi, percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif, dan kreatif).

Teori Keturunan

Teori keturunan disebut juga teori pembawaan lahir atau teori genetis. Menurut teori keturunan, seorang dapat menjadi pemimpin adalah kerena keturunan atau warisan. karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya. Hal ini berarti seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena di takdirkan.

Teori Kharismatis

Teori Kharismatis menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh) yang sangat besar, Kharisma itu diperoleh dari rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dalam hal ini terdapat suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran dari Zat Tunggal, dari Tuhan Yang Esa, sehingga di angap mempunya kekuatan gahaib (supranatural power), Pemimpiin yang bertipe kharismatis baisanya memeiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

Teori Bakat

Teori Bakat disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin itu lahir karena bakatnya. Ia menjadi Pemimpin kerena memang mempunya bakat untuk menjadi pemimpin.

Teori Sosial

Teori Sosial beranggapan bahwa pada dasarnya setiap oran berhak menjadi pemimpin. setiap orang mempunyai bakat manjadi pemimpin asal dia di beri kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinana dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman preaktek. yang menjadi maslah adalah apakah orang bersangkutan mendapatkan kesempatan atau tidak. Banyak orang yang berpotensi untuk menjadi pemimpin, tetapi kesempatan tidak pernah diberikan kepadanya, behitupun sebaliknya.

2.3    Teknik Kepemimpinan


Yang dimaksut dengan teknik kepemimpinan ialah dengan cara bagaimana seorang pemimpin menjalankan fungsi  kepemimpinannya. Teknik kepemimpinan bisa di bedakan menjadi 2 (dua) macam. Yaitu teknik kepemimnpinan secara umum, dan teknik kepemimpinan secara khusus.  Teknik kepemimpinan secara umum adalah teknik kepemimpinan yang berlaku pada setiap pemimpin. Sedang teknik kepemimpinan khusus adalah. Teknik kepemimpinan yang di jalankan oleh seorang pemimpin yang memimpin suatu bidang tertentu.
Teknik kepemimpinan secara umum terdiri dari : (1) teknik kepengikutan (2) teknik human relationship (3) teknik pemberian teladan, semangat dan dorongan.

Teknik kepengikutan

Teknik  kepengikutan adalah  teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang menjadi  kehendak si pemimpin ada beberapa sebab mengapa seorang mau menjadi pengikut, yaitu :
1.    Kepengikutan karena peraturan atau Hukum yang berlaku
2.    Kepengikutan karena agama
3.    Kepengikutan karena teradisi atau nurani
4.    Kepengikutan karena rasio
Teknik kepengikutan dapat di jalankan dengan penerangan dan propaganda.
Ø  Teknik penerangan ialah dengan cara memberikan fakta-fakta yang objektif. Fakta disebut ojektif bila fakta-fakta itu dapat dipertanggung- jawapkan kebenarannya,  Jelas sumbernya, dan tidak bermaksut mengelabuhi para pengikut untuk menutupi kesalahan pemimpin.

Supaya fakta itu jelas dan berguna maka fakta-fakta itu harus disampaikan tepat pada waktunya dan disajikan dalam bentuk yang  dapat dengan mudah dan cepat dimengerti. Penyajihan fakta-fakta demikian diharapkan akan menimbulkan kesadaran dan kepuasan dikalangan para bawahan sehingga mereka kemudian dengan sukarela mengikuti.

Ø  Teknik propaganda. Teknik propaganda brbeda dengan teknik penerangan. Dalam teknik penerangan pemimpin berusaha untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga mereka menjadi pengikut berdasarkan atas kesadaran.

Dalam propaganda, seorang menjadi pengikut karena merasa terpaksa dan takut, propaganda merupakan suatu cara mengubah pikiran orang lain supaya menjadi pengikut dengan cara-cara yang bersifat negatif. Misal nya dengan intimidasi, ancaman, menakut-nakuti dan dengan cara paksaan.

Teknik Human Relations

Human Relations merupakan hubungan manusia yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan, baik kepuasan pisikologis, maupun kepuasan jasmaniah karena human relations bertujuan untuk mendapat kan kepuasan, teknik human relatons dapat dilakukan dengan memberikan bagian macam kebutuhan kpada para bawahan, baik kepuasan pisikologis maupun jasmaniah.

Teknik Memberi Teladan, Semangat dan Dorongan

Dengan teknik ini seorang pemimpin menepatkan diri sebagai pemberi  teladan, pemberi semangat dan sebagai pemberi dorongan caraini dapat dilaksanakan apabila pemimpin berpegang kepada falsafat : Hing ngarasa sung tulada, hing madya mangun karasa, tut wuri handayani. Dengan cara demikian diharapkan dapat memberikan pengertian dan kesadaran pada para bawahan sehingga mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin.

Teknik Kepemimpinan Secara Khusus terdiri dari : (1) teknik persuasi (2) teknik pemberian perintah (3) teknik pemberian teladan, semangat dan dorongan

Teknik Persuasi

Adalah ajakan,rayuan agar orang mempunyai kesediaan mengikuti. Kepengikutan ini didasarkan pada kesediaan bukan paksaan menunjukkan kepada suatu suasana dimana antara kedudukan pimpinan dengan bawahan tidak terdapat batasan - batasan yang jelas, sehingga pemimpin tidak dapat menggunakan kekuatan dan kekuasaannya

Teknik Pemberian perintah

Penugasan kepada bawahan tentang sesuatu hal yang harus dikerjakan/dijalankan. Dapat berupa larangan baik tulis/lisan. menyuruh orang yang diberi perintah untuk mematuhi yang memberi perintah melakukan sesuatu. Ketaatan terhadap perintah disebabkan karena wibawa pemimpin yang timbul karena pemimpin memiliki kelebihan- kelebihan disamping pemimpin tersebut diterima sebagai bagian dari mereka, dan mendapat kepercayaan juga karena adanya rasa patuh atas dasar hukum di kalangan pengikut.
Perintah Lisan, biasanya dipergunakan dalam hal-hal:
a)    mendesak,
b)    rutin,
c)    sederhana,
d)    rahasia,
e)    pelaksanaannya hanya memerlukan waktu yang relatif singkat.

Perintah Tertulis, yang pada umumnya dipergunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
a)    perintah tersebut datangnyya malalui prosedur formal, melalui hirarki dalam struktur organisasi,
b)    hanya untuk memenuhi persyaratan formal saja,
c)    menyangkut masalah yang sangat kompleks sehingga sulit untuk diingat,
d)    tidak dilaksanakan pada saat perintah itu dating, ada tenggangwaktu (hari, minggu, bulan) sehingga mudah diingat dan dapat dikerjakan dengan leluasa sehingga hasilnya memuaskan.

Agar perintah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka perintah harus:
1)   jelas dan tegas,
2)   diberikan kepada pegawai sesuai dengan fungsi, bidang tugas serta sesuai pula dengan kemampuan pegawai berikut.

Teknik Pemberian Fasilitas

            Memberikan kemudahan dan fasilitas pada bawahan. Baik fasilitas dalam bentuk uang (gaji), Barang (properti dinas) atau waktu (lembur).

2.4    Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik


Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat para ahli mengenaisyarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :


Kekuatan atau energi

Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Penguasaan emosional

Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.

Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan

Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.

Kecakapan berkomunikasi

Kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.

Kemampuan teknis kepemimpinan

mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

Percaya terhadap kemampuan orang lain

Setiap orang akan senang jika mereka merasa dipercaya dan banyak orang akan mengerjakan apa saja untuk memenuhi kepercayaan tersebut. Berilah kepercayaan kepada orang yang kita pimpin sesuai dengan kemampuan dan wilayah kerjanya, namun sampaikan terlebih dahulu dengan jelas apa yang harus dia lakukan.

Mendengar apa yang disampaikan orang lain

Dengarkan dan perhatikan apa yang di sampaikan orang lain disekitar kita, ketika hal tersebut dilakukan sesungguhnya kita membangun hubungan terhadap orang lain dan mereka akan merasa dihargai. Karena pada dasarnya setiap orang pasti ingin dirinya dihargai, maka berikanlah hal itu. Orang yang tidak pernah menghargai orang lain, jangan pernah berharap dia akan dihargai apalagi dicintai.

Kemampuan memahami orang lain

Setiap orang sebenarnya ingin didengar, dihormati dan dipahami, ketika orang melihat bahwa mereka dipahami, mereka akan merasa dimotivasi dan dipengaruhi secara positif. Sesungguhnya cara paling halus dan jitu untuk mempengaruhi dan mengambil hati orang lain adalah dengan memahami dan mendengarkan apa yang dia sampaikan. Berikan sepenuhnya apa yang sudah menjadi hak mereka tanpa harus melalaikan pendidikan untuk mereka sadar akan kewajiban mereka juga.

Menjadi arah (navigator) bagi orang lain

Berarti mengidentifikasi tempat tujuan. Ketika seseorang memiliki potensi pribadinya maka ia memerlukan arah untuk mengembangkan potensi tersebut. Dengan mengarahkan orang lain kepada kesuksesan, tanpa kita sadari kita pun telah melatih diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih sukses. Ilmu kita meningkat, pengalaman kita bertambah, kemampuan kita semakin diasah, relasi atau jaringan kita bertambah dan kebaikan kita pun berlipat ganda. Sungguh sebuah multiple effect yang luar biasa.

Memperlengkapi orang lain

Artinya ketika kita mempercayakan orang lain dengan sebuah keputusan penting maka kita harus dengan senang mendukungnya. Ketika kita memberi wewenang kepada orang lain maka kita telah meningkatkan kemampuan orang lain tanpa menurunkan kemampuan kita. Maksudnya jika seorang pemimpin telah mampu mendelegasikan tugas dengan baik kepada bawahannya, berarti ia telah membuat langkah cerdas dalam kerjanya, tugas yang tercapai lebih banyak dan lebih cepat. Bawahannya semakin pintar dan pada akhirnya tujuan bersama pun tercapai dengan hasil terbaik. Namun syarat sebelum pendelegasian adalah berikan penjelasan dan ilmu sampai orang yang kita delegasikan tersebut paham benar tentang apa yang harus ia lakukan.


2.5    Tipe-Tipe Kepemimpinan


Tipe kepemimpinan dapat diartikan sebagai bentuk pola atau jenis kepemimpinan yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya. Secara teoritis, tipe-tipe kepemimpinan dalam pendidikan dapat dibagi menjadi enam tipe, antara lain:

Tipe Otokratis

Menurut Martoyo, tipe otoriter  ini  menganggap  kepemimpinannya merupakan hak  pribadi dan  berpendapat  bahwa dia dapat  menentukan  apa  saja  dalam  organisasi, tanpa  mengadakan  konsultasi dengan  bawahannya  yang  melaksanakan. Pengawasanya sangat tegang pula sehingga tepat apabila kepemimpinan atau pemimpin tipe ini dimanfaatkan  untuk  keadaan  darurat, di mana suatu konsultasi dengan  bawahan  sudah tidak mungkin lagi.
Misalkan  kepala  sekolah  yang  otokrater biasanya tidak terbuka, tidak  menerima kritik, dan  tidak membuka  jalan untuk berinteraksi dengan tenaga pendidikan, dia hanya memberikan interuksi tentang apa yang harus dikerjakan serta dalam menanamkan disiplin cenderung menggunakan  paksaan dan hukuman. kepala sekolah yang otoriter berkeyakinan bahwa dirinya lah bertanggung  jawab atas segala sesuatu, menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa, dan paling mengetahui berbagai  hal. Ketika dalam  rapat sekolah pun dia menentukan berbagai kegiatan secara otoriter, dan yang  dapat dominan dalam memutuskan apa yang akan dilakukan oleh sekolah.  Para tenaga pendidikan tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangan, pendapat maupun saran.  Mereka dipandang sebagai alat untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah.
Pada situasi kepemimpinan pendidikan seperti ini dapat dibayangkan suasana kerja yang berlangsung di dalam kelompok tersebut bagaimana hubungan-hubungan kemanusiaan yang berlangsung dan bagaimana konflik-konflik antara pemimpin dan bawahan-bawahan dan antara anggota-anggota  staff  kerja itu sendiri. Penyelidikan yang dilakukan oleh Leppit  seorang ahli kepemimpinan berkesimpulan bahwa konflik-konflik dan sikap-sikap atau tindakan agresif yang terjadi dalam suatu lemabaga di bawah pemimpin seorang pemimpin otoriter kurang lebih 30 kali sebanyak yang timbul dari pada dala suasana kerja yang dipimpin oleh seorang pemimpin demokratis.

Tipe Laisser Faire

Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya maing-masing dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. Kontak yang terjadi antara pemimpin dan anggota kelompoknya terjadi apabila pemimpin memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kepemimpinan (leissez-faire) disebut kepemimpinan bebas yang berarti bahwa seorang pemimpin adalah sebagai penonton yang bersikap pasif.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancer dengan sendirinya, karna para anggota organisasi terdiri dari orang – orang yang sudah dewasa, yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi dan sasaran apa yang ingin dicapai.
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tipe kepemimpinan leissez-faire adalah tipe kepemimpinan yang antara pemimpin dan bawahan tidak ada saling kepedulian, dalam arti pemimpin tidak memperhatikan bawahan, dan sebaliknya bawahan tidak mau tahu tentang pemimpin, sehingga kepemimpinan leissez-faire bias dikatakan sebagai kebalikan dari kepemimpian otokratis.


Tipe Paternalistic

Kepemimpinan yang paternalistik dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakkan dalam hubungan antara manajer dengan perusahaan. Tujuannya adalah untuk melindungi dan memberikan arah, tindakan, dan perilaku ibarat peran seorang bapak kepada anaknya.

Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu, bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristik tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya, tidak semua pemimpin dalam militer adalah tipe pemimpin yang Militeristik. 
Tipe kepemimpinan Militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan Militeristik adalah : 
1)    Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana 
2)    Perintah – perintah diberikan secara paksa
3)     Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
4)    Keras dalam mempertahankan prinsip
5)    Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya
6)     menganggap dirinya yang paling berkuasa (kuasa tunggal)

Tipe Demokratis

Pada kepemimpinan yang demokratis, manajer beranggapan bahwa ia merupakan bagian integral yang sama sebagai elemen perusahaan dan secara bersamaan seluruh elemen tersebut bertanggungjawab terhadap perusahaan.

Tipe Open Leadership

Pimpinan memang memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk memberikan saran, tetapi keputusan tetap ada ditangan pimpinan. Apakah saran – saran dari bawahan diterima atau tidak tergantung tetap oleh pimpinan menyetujui saran tersebut atau tidak.

2.6    Contoh Kasus Dalam Kepemimpinan


Muhammad Nazaruddin merupakan seorang pengusaha dan politisi Indonesia yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)periode 2009-2014 dari Partai Demokrat, Setelah menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat pada tahun 2010, pada tahun 2011 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikannya tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet untuk SEA Games ke-26. Nazaruddin meninggalkan Indonesia sebelum statusnya menjadi tersangka dan menyatakan melalui media massa bahwa sejumlah pejabat lain juga terlibat dalam kasus suap tersebut, hingga akhirnya ia tertangkap di Cartagena de Indias, Kolombia.
Pada 21 April 2011, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Sekretaris Mentri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, pejabat perusahaan rekanan Mohammad El Idris, dan perantara Mindo Rosalina Manulang karena diduga sedang melakukan tindak pidana korpsi suap menyuap. Penyidik KPK menemukan 3 lembar cek tunai dengan jumlah kurang lebih sebesar Rp3,2 milyar di lokasi penangkapan. Keesokan harinya, ketiga orang tersebut dijadikan tersangka tindak pidana korupsi suap menyuap terkait dengan pembangunan wisma atlet untuk SEA Games ke-26 di Palembang, Sumatera Selatan.Mohammad El Idris mengaku sebagai manajer pemasaran PT Duta Graha Indah, perusahaan yang menjalankan proyek pembangunan wisma atlet tersebut, dan juru bicara KPK Johan Budi menyatakan bahwa cek yang diterima Wafid Muharam tersebut merupakan uang balas jasa dari PT DGI karena telah memenangi tender proyek itu.
Pada 27 April 2011, Koordinator LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyatakan kepada wartawan bahwa Mindo Rosalina Manulang adalah staf Muhammad Nazaruddin.Nazaruddin menyangkal pernyataan itu dan mengatakan bahwa ia tidak mengenal Rosalina maupun Wafid.Namun, pernyataan Boyamin tersebut sesuai dengan keterangan Rosalina sendiri kepada penyidik KPK pada hari yang sama dan keterangan kuasa hukum Rosalina, Kamaruddin Simanjuntak, kepada wartawan keesokan harinya. Kepada penyidik KPK, Rosalina menyatakan bahwa pada tahun 2010 ia diminta Nazaruddin untuk mempertemukan pihak PT DGI dengan Wafid, dan bahwa PT DGI akhirnya menang tender karena sanggup memberi komisi 15 persen dari nilai proyek, dua persen untuk Wafid dan 13 persen untuk Nazaruddin. Akan tetapi, Rosalina lalu mengganti pengacaranya menjadi Djufri Taufik dan membantah bahwa Nazaruddin adalah atasannya.Ia bahkan kemudian menyatakan bahwa Kamaruddin, mantan pengacaranya, berniat menghancurkan Partai Demokrat sehingga merekayasa keterangan sebelumnya, dan pada 12 Mei Rosalina resmi mengubah keterangannya mengenai keterlibatan Nazaruddin dalam berita acara pemeriksaannya. Namun demikian, Wafid menyatakan bahwa ia pernah bertemu beberapa kali dengan Nazaruddin setelah dikenalkan kepadanya oleh Rosalina.
Dalam kasus ini peran pemimpin sangat berpengaruh, karna seorang pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki sifat yang lemah dan mudah terhasut maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan deberikan sanksi yang tidak sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik partai/organisasi tersebut.
Karna dalam suatu organisasi memiliki tujuan yang sama, pemimpin dan anggota harus saling mendorong dan menasehati dalam hal kebaikan, dalam halnya kasus yang lain jika seorang pemimpinnya saja sudah tidak baik gimana dengan anggotanya.
Maka dari itu dalam suatu partai/organisasi pemimpin yang tegas dan jujur sangat lah dibutuhkan, agar tidak menyesatkan anggota yang lainnya.





BAB III

PENUTUP

3.2      Kesimpulan

            Seorang pemimpin harus mempunyai keahlian dan pengetahuan yang sangat luas yang diperoleh melalui pengembangan diri. Pengembangan diri ini menghasilkan keterampilan-keterampilan seperti keterampilan teknis, keterampilan manajemen sumber daya manusia, dan  keterampilan konseptual. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Jika semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripada nya kemampuan berfikir secara konsepsional, strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin generalis, dan semakin besar tanggung jawab terhadap suatu kelompok atau organisasi yang ia pimpin, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
            Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan kepribadian nya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras untuk memperbaiki dirinya sendiri sebelumdia sibuk memperbaiki diri orang lain.Pemimpin bukan hanya sekedar mendapatkan gelar atau jabatan yang diberikan dari luar namun melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal.

3.2     Saran

          Dalam memilih seorang pemimpin diharuskan mempunyai keahlian dan pengetahuan yang sangat luas. Tidak hanya pengetahuan umum tetapi harus memiliki keterampilan khusus, diantaranya keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia, keterampilan teknis. Seorang pemimpin harus memiliki adab dan perilaku yang baik, karena seorang pemimpin menjadi panutan atau contoh untuk bawahannya. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, jujur dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diamanahkan kepada dia.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Ig. Wursanto. Teori Kepemimpinan. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. ANDI Yogyakarta




MAKALAH KELOMPOK 6 MAKALAH KELOMPOK 6 Reviewed by Daniel Pandapotan Simorangkir on 9:11 AM Rating: 5

No comments:

Theme images by fpm. Powered by Blogger.